Mempersiapkan Anak Kembali ke Sekolah Era Pandemi

Keputusan bersama yang dikeluarkan oleh 4 menteri, Selasa (30/03/21) lalu tentang penyelenggaraan layanan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, tentu membawa angin segar bagi para murid, orang tua dan guru. Bagi mereka yang sudah setahun kehilangan interaksi langsung, pembelajaran tatap muka lebih dari sekadar proses belajar. Lebih dari itu, kembali bersosialisasi.

Setelah sekolah menyelesaikan 5 tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai kondisi ideal pandemi pembelajaran tatap muka, orang tua pun harus mempersiapkan anak dengan baik sebelum memasuki periode PTM.

Apa saja yang dapat dilakukan orang tua untuk mempersiapkan anak untuk PTM terbatas?

1.   Bekali anak dengan informasi seputar COVID-19

Walaupun sudah setahun berjibaku dengan COVID-19, anak-anak perlu kembali diingatkan bahwa COVID-19 masih belum terkendali. Jelaskan apa saja gejala umum jika seseorang terjangkit virus tersebut, bagaimana proses penularan, dan cara mencegah penularan. Tentu saja dengan penyampaian yang sesuai dengan tingkatan usia anak.

 2.   Ingatkan untuk selalu menjalankan protokol kesehatan

Ingatkan anak untuk selalu memakai masker selama berada di luar rumah dan bahkan bila main ke rumah temannya, menjaga jarak fisik baik di dalam dan di luar ruangan, mencuci tangan dengan sabun, juga mematuhi protokol kesehatan lainnya yang diterapkan oleh sekolah.

3.   Jangan izinkan anak masuk sekolah apabila kurang sehat

Ukur suhu tubuh anak sebelum berangkat sekolah. Apabila suhu tubuh lebih dari 37.30C, atau terlihat memiliki gejala sakit ringan seperti sakit kepala, batuk dan pilek, jangan izinkan anak bersekolah hingga sembuh. Kondisi tubuh yang kurang sehat akan membuat anak mudah terpapar virus.

 4.   Ingatkan anak untuk menjaga barang-barang pribadinya

Salah satu proses penularan COVID-19 adalah dari barang yang dipegang tangan yang kotor. Karena itu, ingatkan anak untuk tidak bertukar alat tulis atau meminjamkan peralatan sholat, tidak menyentuh barang-barang milik teman, dan mengingatkan teman mereka untuk melakukan hal yang sama. Sebisa mungkin bekali anak dengan hand sanitizer cair dalam botol semprot agar mereka dapat mensterilkan barang-barang yang akan mereka sentuh, seperti meja, kursi, alat tulis, dsb.

5.   Bawa bekal dari rumah

Mungkin ada sekolah yang akan menyiapkan sistem yang baik terkait jam istirahat dan makan siang. Namun, membawa bekal dari rumah dengan alat makan dan botol air minum pribadi adalah cara yang paling aman untuk mencegah penularan.

6.   Ciptakan ruang bicara yang aman dan nyaman agar anak terbuka

Meskipun anak akan merasa senang karena belajar mengajar akan lebih mudah dilakukan dengan PTM, sekaligus semangat karena dapat bertemu teman, orang tua tetap tidak boleh mengabaikan gejolak emosi yang bisa jadi dialami oleh anak. Karena itu, mari ciptakan ruang bicara yang aman dan nyaman di rumah selepas sekolah, agar anak mau terbuka dengan apa saja yang terjadi di sekolah hari itu, apa yang ia rasakan, sehingga orang tua dapat mengambil tindakan yang tepat sesuai observasi jika diperlukan.

7.   Dorong anak untuk menyebarkan kebaikan dan berbelas kasih

Masa pandemi adalah saat yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak. PTM terbatas, di mana anak akan kembali bertemu dengan teman sebaya dari latar belakang yang beragam, menyediakan kondisi dimana anak dapat berlatih mengaplikasikan perilaku menyebarkan kebaikan dan berbelas kasih, terutama kepada teman sebaya mereka. Maka ingatkan anak untuk selalu berbelas kasih, tidak mendiskriminasi dan menstigma teman karena menjadi penyintas, atau karena ada anggota keluarganya yang menjadi penyintas COVID-19.

Seperti yang disampaikan oleh Elina Ciptadi (co-founder kawalCOVID19) dalam webinar REFO bertajuk Sekolah Siap Protokol Fisik COVID-19, “Sekolah adalah tempat untuk mempelajari perilaku baru.” Dalam hal ini, bagaimana siswa mampu menyikapi COVID-19 dan membentuk rutinitas baru yang aman untuk mencegah penularan. Perlu kita sadari bersama, pihak sekolah tidak dapat menanamkan perilaku baru tersebut sendirian. Butuh bantuan dari orang tua juga, agar PTM terbatas yang aman dapat dilaksanakan. Karena itu, mari konsisten tegakkan perilaku baru tersebut, konsisten mengingatkan, dan konsisten melakukan.

Penulis : Tricia Catherina

Artikel Terkait:

Share :

Related articles